Peranan
UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Nama Kelompok :
vHarmbati 2A213213
vIndah
Nurlestari 2A213365
vMelani
Oktaviarni 2A213212
vMetta
Ratna Dewi 2A213214
vSilvia
Oktaviani 2A213215
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
Abstrak
Pada pasca krisis tahun
1997 di Indonesia, UKM dapat membuktikan bahwa sektor ini dapat menjadi tumpuan
bagi perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UKM mampu bertahan dibandingkan
dengan usaha besar yang cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut
dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah UKM setiap tahunnya. Pada tahun
2005 jumlah unit UKM sebanyak 47,1 juta unit dengan proporsi 99,9 persen dari
total unit usaha yang ada di Indonesia dan pada tahun 2006 jumlah UKM meningkat
menjadi sebanyak 48,9 juta unit. Seiring dengan peningkatan jumlah usaha UKM,
maka turut meningkatkan jumlah tenaga kerja yang diserap. Pada tahun 2005,
jumlah tenaga kerja yang diserap UKM sebanyak 83,2 juta jiwa kemudian meningkat
pada tahun 2006 menjadi sebanyak 85,4 juta jiwa. UKM menyerap 96,18 persen dari
seluruh tenaga kerja di Indonesia (BPS, 2007). Posisi tersebut menunjukan bahwa
UKM berpotensi menjadi wadah pemberdayaan masyarakat dan penggerak dinamika
perekonomian.
Akan tetapi disisi
lain, terdapat hambatan internal dan eksternal dari UKM. Sehingga hal tersebut
mengakibatkan produktivitas UKM sangat rendah dalam menciptakan nilai tambah.
Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap PDB yang belum cukup tinggi.
Meskipun secara unit usaha merupakan usaha yang dominan di Indonesia, akan
tetapi sektor ini masih kalah bersaing dengan usaha besar yang jumlahnya sangat
sedikit, akan tetapi sumbangannya terhadap PDB sangat besar. Dalam menyikapi
hal ini, strategi pengembangan UKM yang dikaji yaitu dari sisi perbankan
melalui bantuan keuangan. Lembaga keuangan dalam sektor perbankan mempunyai
fungsi sebagai intermediasi dalam aktifitas suatu perekonomian. Hal tersebut
ditinjau dengan adanya Kredit Usaha Kecil (KUK) melalui Kredit Modal Kerja
(KMK) dan Kredit Investasi (KI). Jika fungsi dari kredit ini berjalan cukup
baik maka hal tersebut dapat menciptakan nilai tambah. Sehingga dalam
penelitian ini akan dilihat sejauh mana strategi pengembangan UKM dapat
mempengaruhi kinerja UKM dari sisi penyerapan tenaga kerja. Selain itu, dilihat
bagaimana peranan UKM terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pendahuluan
Krisis ekonomi
merupakan musibah yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang melamban.
Pertumbuhan ekonomi yang melamban. Pertumbuhan ekonomi yang melamban bukan
berakar pada masalah karena kelemahan pada sector moneter dan keuangan saja,
melainkan pada tidak kuatnya struktur sector ekonomi di riel dalam menghadapi
gejolak dari luar (external shock) atau gejolak dari dalam (internal shock).
Sebelum krisis prioritas industry pemerintah lebih memprioritaskan untuk
mendahulukan industry hulu namun mengabaikan industry hilir. Ada semacam
statement bahwa kalau industry hulu terbangun maka industry hilir akan
mengikuti. Namun dalam kenyataanya pemerintah mengabaikan konsep membangun
industry hilir yang dapat dilaksanakan
Sementara itu industry
industry besar yang terbangun tetap rawan gejolak luar tersebut tidak memiliki
suatu keterkaitan yang kuat baik kebelakang penyediaan imput (backward linkage)
maupun kedepan(forward linkage). Terlambatnya dipromosikan UMKM dalam program
membangun industry hilir dan pemihakan pemerintah terhadap pengembangan usaha
besar berakibat peran yang menonjol pada usaha besar. Dengan terlambatnya
dipromosikan industry hilir terjadi kepincangan yang cukup parah ketika krisis
asia melanda ekonomi. Ketika terjadi krisis industry besar mengahadapi masalah
serius sedangkan UMKM bekerja menurut ritme keunggulannya. Dua pola pertumbuhan
industry berbeda karena antara lain mengunakan bahan baku bersumber dari dalam
negeri, pemakaian tenaga kerja dengan upah yang rendah dan relative cepat
bergerak kearah penyesuaian pemakaian bahan baku dan berorientasi pasar.
Ketiga faktor diatas
menempatkan UKM disalah satu pihak mampu menunjukkan diri menjadi usaha yang
memiliki keunggulam daya saing dan dinamika dalam pertumbuhan ekonomi bahkan
para ahli melihat kenyataan dan berpendapat bahwa proses pemulihan ekonomi yang
ditunjang oleh meningkatnya peran UKM secara signifikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan terpisahnya faktor pengerak UKM dari industry besar merupakan suatu
kerapuhan dalam struktur industry yang yang ada sekarang. Hal ini menjadi
buktiatas potensi UKM dalam pemulihan krisis ekonomi, yang muncul akibat
kemampuannya untuk secara cepat mengubah dan mengalihkan pasar input outputnya
dari input yang mahal ke yang secara relative lebih murah.hal inilah menjadi
menunjukkan bahwa selain sebagai penangkal krisis juga memiliki peeran yang
sangat strategis dalam ekonomi suatu negara.
Pada pasca krisis tahun
1997 di Indonesia, UKM dapat membuktikan bahwa sektor ini dapat menjadi tumpuan
bagi perekonomian nasional. Hal ini
dikarenakan UKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar lainnya yang
cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin
bertambahnya jumlah UKM setiap tahunnya. Usaha skala kecil dan menengah (UKM)
di negara berkembang hampir selalu merupakan kegiatan ekonomi yang terbesar
dalam jumlah dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja. Begitu pula dengan
kondisi yang ada di Indonesia, meskipun dalam ukuran sumbangan terhadap PDB
belum cukup tinggi, sektor ini dapat tetap menjadi tumpuan bagi stabilitas
ekonomi nasional. Sehingga perannya diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan
kepada masyarakat Indonesia
Pembahasan
2.1
Pengertian UKM
Usaha Kecil
didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau
rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa
untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar 1
(satu) miliar rupiah atau kurang. Sementara Usaha Menengah didefinisikan
sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga
maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk
diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1
(satu) miliar.
Menurut Departemen
Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh
Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki total asset tidak lebih dari Rp 600 juta
(diluar area perumahan dan perkebunan). Sedangkan definisi yang digunakan oleh
Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga
kerja yang diserap. Usaha kecil menggunakan kurang dari lima orang karyawan,
sedangkan usaha skala menengah menyerap antara 5-19 tenaga kerja.
Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di
Indonesia, secara umum adalah:
·
Manajemen berdiri sendiri, dengan kata
lain tidak ada pemisahan yang tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan.
Pemilik adalah sekaligus pengelola dalamUKM.
·
Modal disediakan oleh seorang pemilik
atau sekelompok kecil pemilik modal.
·
Daerah operasinya umumnya lokal,
walaupun terdapat juga UKM yang memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor
ke negara-negara mitra perdagangan.
·
Ukuran perusahaan, baik dari segi total
aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil.
Usaha Kecil Menengah tidak saja memiliki kekuatan
dalam ekonomi, namun juga kelemahan, berikut ini diringkas dalam bentuk tabel:
Tabel 1. Kekuatan dan Kelemahan UK
Kekuatan
|
Kelemahan
|
KEBEBASAN UNTUK
BERTINDAK
|
|
MENYESUAIKAN
KEPADA KEBUTUHAN SETEMPAT
|
|
PERAN SERTA
DALAMMELAKUKAN USAHA/TINDAKAN⁻ RELATIF LEMAH DALAM
|
|
⁻
SPESIALISASI
·
MODAL DALAMPENGEMBANGAN
TERBATAS
·
SULIT UNTUK MENDAPAT KARYAWAN YANG CAKAP
Pandangan umum bahwa
UKM itu memiliki sifat dan jiwa entrepreneurship (kewiraswastaan) adalah kurang
tepat. Ada sub kelompok UKM yang memiliki sifat entrepreneurship tetapi ada
pula yang tidak menunjukkan sifat tersebut. Dengan menggunakan kriteria
entrepreneurship maka kita dapat membagi UKM dalam empat bagian, yakni :
1) Livelihood
Activities
UKM yang masuk kategori ini pada umumnya bertujuan
mencari kesempatan kerja untuk mencari nafkah. Para pelaku dikelompok ini tidak
memiliki jiwa entrepreneurship. Kelompok ini disebut sebagai sektor informal.
Di Indonesia jumlah UKM kategori ini adalah yang terbesar.
2) Micro
enterprise
UKM ini lebih
bersifat “artisan” (pengrajin) dan tidak bersifat entrepreneurship
(kewiraswastaan). Jumlah UKM ini di Indonesia juga relatif besar.
3) Small
Dynamic Enterprises
UKM ini yang sering memiliki jiwa entrepreneurship.
Banyak pengusaha skala menengah dan besar yang tadinya berasal dari kategori
ini. Kalau dibina dengan baik maka sebagian dari UKM kategori ini akan masuk ke
kategori empat. Jumlah kelompok UKM ini jauh lebih kecil dari jumlah UKM yang
masuk kategori satu dan dua. Kelompok UKM ini sudah bisa menerima pekerjaan
sub-kontrak dan ekspor.
4) Fast
Moving Enterprises
Ini adalah
UKM tulen yang memilki jiwa entrepreneurship yang sejati. Dari kelompok ini
kemudian akan muncul usaha skala menengah dan besar. Kelompok ini jumlahnya
juga lebih sedikit dari UKM kategori satu dan dua.
2.2
UKM Kebal Terhadap Krisis
Usaha Kecil, dan
Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Karena
dengan UKM ini, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam
dunia kerja menjadi berkurang.
Sektor UKM telah
dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia.
Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya
sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih
besar justru tumbang oleh krisis. Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis
Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa UKM terbukti tahan
terhadap krisis dan mampu survive karena, pertama, tidak memiliki utang luar
negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap
unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi ekspor.
Selama 1997-2006, jumlah perusahaan berskala UKM mencapai 99% dari keseluruhan
unit usaha di Indonesia. Sumbangan UKM terhadap produk domestik bruto mencapai
54%-57%. Sumbangan UKM terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 96%. Sebanyak
91% UKM melakukan kegiatan ekspor melalui pihak ketiga eksportir/pedagang
perantara. Hanya 8,8% yang berhubungan langsung dengan pembeli/importir di luar
negeri.1
kualitas jasa juga
dapat dimaksimalkan dengan adanya penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi
ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengelolaan, sehingga organisasi
dapat lebih terkontrol dengan mudah. Oleh sebab itu, organisasi harus selalu
mengikuti dinamika perubahan teknologi yang terjadi
Usaha kecil dan
menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam membangun perekonomian
suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Usaha mikro krcil menengah menjadi salah satu
prioritas dalam agenda pembangunan di Indonesia hal ini terbukti dari
bertahannya sector UKM saat terjadi krisis hebat tahun1998, bila dibandingkan
dengan sector lain yang lebih besar justru tidak mampu bertahan dengan adanya
krisis. Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober
2008 mengemukakan bahwa UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive
karena, pertama, tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke
perbankan karena mereka dianggap unbankable. Ketiga,menggunakan input lokal.
Keempat, berorientasi ekspor.
Pada masa krisis
ekonomi yang berkepanjangan, UKM dapat bertahan dan mempunyai potensi untuk
berkembang. Dengan demikian UKM dapat dijadikan andalan untuk masa yang akan
datang dan harus didukung dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif, serta
persoalan-persoalan yang menghambat usaha-usaha pemberdayaan UKM harus
dihilangkan. Konstitusi kebijakan ekonomi Pemerintah harus menempatkan UKM
sebagai prioritas utama dalam pemulihan ekonomi, untuk membuka kesempatan kerja
dan mengurangi jumlah pengangguran.
Sebagai gambaran,
kendati sumbangannya dalam output
nasional (PDRB) hanya 56,7 persen dan
dalam ekspor nonmigas hanya 15
persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha
di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen
dalam penyerapan tenaga kerja (Kompas, 14/12/2001). Namun, dalam
kenyataannya selama ini UKM kurang
mendapatkan perhatian. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan pentingnya UKM
dapat dikatakan barulah muncul belakangan ini saja.
Dilihat dari pembinaan
yang efektif maka sebaiknya pemerintah memusatkan perhatiannya pada UKM
kategori tiga dan empat. Kelompok ini juga dapat menyerap materi pelatihan.
Tujuan pembinaan terhadap UKM kategori tiga dan empat adalah untuk mengembangkan
mereka menjadi usaha sekala menengah. Secara konseptual penulis menganggap ada
dua faktor kunci yang bersifat internal yang harus diperhatikan dalam proses
pembinaan UKM. Pertama, sumber daya manusia (SDM), kemampuan untuk meningkatkan
kualitas SDM baik atas upaya sendiri atau ajakan pihak luar. Selain itu dalam
SDM juga penting untuk memperhatikan etos kerja dan mempertajam naluri bisnis.
Kedua, manajemen, pengertian manajemen dalam praktek bisnis meliputi tiga aspek
yakni berpikir, bertindak, dan pengawasan.
Dapat dilihat dari
statistik yang dikeluarkan oleh UKM, bahwa 5 sektor yang memiliki porsi
terbesar adalah UKM yang terkait dengan industri makanan dan minuman. Sektor
ini membentuk rantai makanan yang berupa input bahan baku dan output jadi makanan
dan minuman. Industri Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
menyumbang bahan baku untuk pembuatan makanan dan minuman, sementara Industri
Perdagangan, Hotel, dan Restoran menjual makanan dan minuman jadi hasil
pengolahan dari industry sebelumnya. Sehingga jika ditotal, sektor makanan dan
minuman memiliki proporsi unit usaha UKM lebih dari 80%.
Alasan-alasan UKM bisa bertahan dan cenderung
meningkat jumlahnya pada masa krisis adalah :
1. Sebagian
besar UKM memperoduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastitas
permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata
masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan.
Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan.
2. Sebagian
besar UKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya keterpurukan sektor
perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Berbeda
dengan sektor perbankan bermasalah, maka UKM ikut terganggu kegiatan usahanya.
Sedangkan usaha berkala besar dapat bertahan. Di Indonesia, UKM mempergunakan
modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.
3. UKM
mempunyai modal yang terbatas dan pasar yang bersaing, dampaknya UKM mempunyai
spesialisasi produksi yang ketat. Hal ini memungkinkan UKM mudah untuk pindah
dari usaha yang satu ke usaha lain, hambatan keluar-masuk tidak ada.
4. Reformasi
menghapuskan hambatan-hambatan di pasar, proteksi industri hulu dihilangkan,
UKM mempunyai pilihan lebih banyak dalam pengadaan bahan baku. Akibatnya biaya
produksi turun dan efisiensi meningkat. Tetapi karena bersamaan dengan
terjadinya krisis ekonomi, maka pengaruhnya tidak terlalu besar.
5. Dengan
adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak
memberhentikan pekerja-pekerjanya. Para penganggur tersebut memasuki sektor
informal, melakukan kegiatan usaha yang umumnya berskala kecil, akibatnya
jumlah UKM meningkat.
Mudradjad Kuncoro
mengatakan bahwa dua langkah strategis yang bisa diusulkan untuk pengembangan
sektor UKM, yaitu demand pull strategy dan supply push strategy. Demand pull
strategy mencakup strategi perkuatan sisi permintaan, yang bisa dilakukan
dengan perbaikan iklim bisnis, fasilitasi mendapatkan HAKI (paten), fasilitasi
pemasarandomestik dan luar negeri, dan menyediakan peluang pasar. Langkah
strategis lainnya adalah supply push strategy yang mencakup strategi pendorong
sisi penawaran. Ini bisa dilakukan dengan ketersediaan bahan baku, dukungan
permodalan, bantuan teknologi/ mesin/alat, dan peningkatan kemampuan SDM. Dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang
mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya
berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor
tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang
diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua
departemen. 1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 2. Departemen Koperasi
dan UKM, namun demikian usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum
memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil
dibandingkan dengan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar. Pelaksanaan
kebijaksanaan UKM oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit saja yang
dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja, sehingga hasilnya
sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir
disemua sektor, antara lain : perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena semakin terbukanya pasar
didalam negeri, merupakan ancaman bagi UKM dengan semakin banyaknya barang dan
jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena itu pembinaan dan
pengembangan UKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat strategis untuk
mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian UKM dapat tercapai dimasa
mendatang .
2.3 PERANAN UKM DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
KESEMPATAN KERJA
Peranan UMKM terlihat
cukup jelas pasca krisis ekonomi, yang dapat dilihat dari besaran pertambahan
nilai PDB, pada periode 1998 – 2002 yang relative netral dari intervensi
pemerintah dalam pengembangan sector sector perekonmian karena kemampuan
pemerintah yang relative terbatas, sector yang menunjukkan pertambahan PDB
terbesar berasal dari industry kecil, kemudian diikuti industry menengah dan
besar. Hal ini mengindikasikan bahwa UKM mampu dan berpotensi untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi pada masa akan dating.
Dari aspek penyerapan
tenaga kerja, sector pertanian secara absolute memiliki kontribusi lebih besar
dari pada sector pertambangan, sector industry pengolahan dan sector industry
jasa. Arah perkembangan ekonomi seperti ini akan menimbulkan kesenjangan
pendapatan pendapatan yang semakin mendalam antara sector yang menghasilkan
pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan menyerap tenaga kerja lebih sedikit.
Struktur PDB dan Jumlah Tenaga Kerja diIndonesia
tahun 1998 dan 2002
Sector
|
PDRB
(Rp Milyar)
|
Jumlah
Tenaga Kerja (Orang)
|
|
1998 2002 % Δ
|
1998 2002 %
Δ
|
(18,86)290346
(17,34)57,3536280970
(45,00)40634000
(44,34)12.00Pertambangan125449
(12,82)170098
(10,18)35,92606110
(0,75)636182
(0,69)4,96Industri Pengolahan
industry kecil
industry menengah
industry besar273317
(27,94)
36521
58966
177829462098
(27,60)
124645
113920
223533360,19
241,30
93,19
25,709828460
(12,19)
5719512
548136
356081212110000
(13,21)
5892469
1646764
457076823,21
3,02
200,43
28.36Jasa
395105
(40,38)751546
(44,88)90,2133909650
(42,06)38276818
(41,76)12,85Total
978391,09
(100,00)1674505,29
(100,00)543,6880625190,00
(100,00)91648000,00
(100,00)53,03
Sumber: SAM
Indonesia 1998 dan 2002 (Updating), sakernas 1998 dan 2002 (diolah)
Pembangunan ekonomi hendaknya diarahkan pada sector yang yang memberikan
kontribusi terhadap output perekonomian yang tinggi dan penyerapan tenaga kerja
dalam jumlah yaNg besar (lihat table).Adapun sector yang dimaksud adalah sector
industry pengolahan, dengn tingkat pertambahan output bruto sebesar 360,19% dan
tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 23,21% lebih besar daripada sector
pertanian, pertambangan dan jasa. Berdasarkan skala, UMKM memiliki kontribusi
terhadap pertambahan output bruto dan penyerapan tenaga kerja yang lebih besar
daripada Usaha Besar.
Peranan UMKM dalam
penyerapan tenaga kerja yang lebih besar dari UB juga terlihat selama periode
2002 – 2005. UMKM memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja rata
rata sebesar 96,66% terhadap total keseluruhan tenga kerja nasional sedangkan
UB hanya memberikan kontribusi rata rata 3,32% terhadap tenaga kerja
nasional(table bawah). Tinggi kemampuan UKM dalam menciptakan kesempatan kerja
dibanding usaha besar mengindikasikan bahwa UKM memiliki potensi yang cukup
besar untuk dikembangkan dan dapat berfungsi sebagai katub pengaman
permasalahan tenaga kerja (pengangguran)
Perkembangan Jumlah Penyerapan Tenaga kerja Menurut
Skala Usaha Tahun 2002 – 2005
(UK)Usaha
Menengah (UM)Usaha Kecil Menengah (UKM)Usaha Besar
(UB)Total200267,203,479
(88,64)6,074,955
(8,01)73,278,434
(96,65)2,540,907
(3,35)75,829,341
(100,00)200370,522,413
(88,70)6,364,894
(8,01)76,887,307
(96,71)2,617,868
(3,29)79,505,175
(100,00)200469,166,801
(88,52)6,323,722
(8,09)75,490.523
(96,61)2,646,775
(3,39)78,137,298
(100,00)200578,187,153
(88,69)6,491,343
(8,09)77,678,498
(96,77)2,590,275
(3,23)80,268,771
(100,00)
Sumber : Menekop dan UKM serta
BPS, 2005
Keterangan
: ()persentase terhadap total
Pada Tabel diatas
menunjukkan distribusi tenaga kerja yang diserap masing masing sector ekonomi
oleh UK,UM dan UB, dari table tersebut
terlihat pada table tersebut terlihat pada tahun 2004 dan 2005 jumlah Tenaga
kerja disektor pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan memberikan andil besar yaitu 53,33 % dan 52,74%
terhadap total tenaga kerja pada skala usaha UK, pada periode yang sama distribusi tenaga
kerja pada skala UM yang terbesar bekerja disektor industry pengolahan masing
masing 25,95 % dan 26,61 %. Begitu juga pada skala UB paling dominan tenaga
kerjanya bkerja disektor industry pengolahan masing masing sebesar 93,39 % dan
93,16% untuk tahun 2004 dan 2005
Table Distribusi penyebaran Tenaga Kerja Usaha
Kecil, Menengah dan Besar Menurut sector ekonomi Tahun 2004 dan 2005 (persen)
Sektor
|
2004
|
2005
|
|
UK
|
UM
|
UB
|
JML
|
UK
|
UM
|
UB
|
JLH
|
|
1.Pertanian, peternakan, kehutanandan perikanan
|
53,33
|
12,47
|
1,58
|
48,27
|
52,74
|
12,23
|
1,62
|
47,81
|
|
2. pertambangan dan penggalian
|
0,42
|
1,97
|
0,47
|
0,55
|
0,46
|
2,13
|
0,54
|
0,6
|
|
3.industry pengolahan
|
9,7
|
25,95
|
93,39
|
13,85
|
10,19
|
26,61
|
93,16
|
14,19
|
|
4.listik air dan gas dan air bersih
|
0,01
|
1,28
|
0,33
|
0,12
|
0,01
|
1,23
|
0,34
|
0,12
|
|
5. bangunan
|
0,46
|
4,58
|
0,24
|
0,79
|
0,47
|
4,64
|
0,25
|
0,8
|
|
6. perdagangan hotel dan restoran
|
24,76
|
24,34
|
1,11
|
23,39
|
25,07
|
24,7
|
1,18
|
24,27
|
|
7.pengangkutan dan komunikasi
|
4,67
|
5,14
|
0,59
|
4,57
|
4,59
|
5,07
|
0,61
|
4,5
|
|
8.keuangan persewaan dan jasa
perusahaan
|
0,2
|
5,16
|
0,6
|
0,62
|
0,18
|
4,66
|
0,57
|
0,56
|
|
9. jasa jasa
|
6,45
|
19,12
|
1,68
|
7.31
|
6,3
|
18,74
|
1,73
|
7,16
|
|
Total
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SUMBER :
MENEKOP DAN UMKM dan BPS,2005
Selanjutnya dari aspek
pembentukan PDB, secara umum UKM masih memberikan kontribusi lebih besar
dibandingkna usaha besar lihat table. Selama periode 2002 -2005 secara total
peranan UMKM masih daiatas 50%, ini
menunjukkan UKM masih memiliki peranan sangat penting dalam menciptakan nilai
tambah. Namun demikian dalam kurun waktu 3 tahun terlihat terjadi penurunan
peran UKM dalam memberikan kontribusi terhadap total PDB, ini dapat memungkinkan
mulai terjadinya pergeseran usaha kecil bergeser keUsaha memengah dan usaha
menengah bergeser ke usaha besar. Pada skala usaha kecil dari 40,62% pada tahun
2002 menjadi 38,08% pada tahun 2005 pada skala usaha menengah dari 16,54%
menjadi 16,13 persen sebaliknya peran usaha besar semnagkin bertambah dari
42,84 % pada tahun 2002 menjadi 45,78% pada tahun 2005.
Tabel PDB
Tanpa Migas Menurut Skala Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2002 – 2005
(milyar)
(UK)Usaha
Menengah (UM)Usaha Kecil Menengah (UKM)Usaha Besar
(UB)Total2002740,055
(40,62)301,387
(16,54)1,041,442
(57,16)780,391
(42,84)1,821,833
(100,00)2003812,473
(40,35)336,431
(16,71)1,148,905
(57,06)864,770
(42,94)2,013,675
(100,00)2004894,767
(39,36)377,223
(16,59)1,271,990
(55,96)1,001,151
(44,04)2,273,142
(100,00)20051,039,594
(38,08)440,408
(16,13)1,480,003
(54,22)1,249,705
(45,78)2,729,708
(100,00)
SUMBER : MENEKOP DAN UMKM dan BPS,2005
Keterangan
: ( ) persentase terhadap total
Pada tabel telihat bahwa selama periode 2002 – 2005
setiap pertumbuhan ekonomi nasional UKM berkontribusi terhadap laju pertumbuhan
lebih dari separuh terhadap laju pertumbuhan total. Pada tahun 2005, dari
pertumbuhan nasional sebesar 5,60 % kontribusi UKM sebesar 3,16%. Pada tahun
2005 ini sumbangan usaha kecil dan besar terhadap ppertumbuhan ekonmmi nasional
hamper sama masing masing sebesar 2,44% untuk Usaha Besar(UB) dan Usaha
Kecil(UK) sebesar 2,20%. Hal ini mengindikasikan bahwa peran usaha kecil dalam
perekonomian nasional tetap berarti.
Sumber : Menekop dan UKM serta
BPS, 2005
Gambar 4.1 Sumbangan Laju PDB UKM tahun 2002 – 2005
Terkait dengan aspek output, Tambunan,et. Al (2002)
mengungkapkan UKM juga memiliki tingkat kompetensi yang lebih baik daripada
usaha besar (UB) , terutama pada masa krisis ekonmi. pasca output usaha besar
terus mengalami penurunan , yakni dari 62,0% pada thun 1996 menjadi 45,7% pada
tahun 2002. Penurunan uyang drastic terjadi pada saaat krisis ekonomi, yakni
sebesar 58,4% pada tahun 1997 menjadi 49,8% pada tahun 1998. Sementara itu,
pasang surut Output usaha kecil atau UK dan usaha menengah (UM), masing masing
mengalami peningkatan dari 17,7% dan 20,3 % pada tahun 1996 menjadi 29,0% dan
25,3% pada tahun 2000.
Rataan pangsa kontribusi sektoral untuk setiap skala
usaha periode 2001 – 2004 disajiakan pada table 4. Tampak jelas bahwa ada 3
sektor yang output atau PDBnya terutama bersumber dari usaha kecil ketiga
sector itu adalah pertanian, perdagangan dan bangunan , dengan pangsa masing
masing sekitar 85,9% 75,2 % dan 43,6%. Kontribusi skala usaha kecil terhadap
output pada sector industry ternyata hanya sekitar 15,0% . usaha menengah
memiliki peranan atau pangsa terhadap PDB yang besar pada sector keuangan,
persewaan, jasa perusahaan sedangkan usaha besar mrmiliki pangsa terhadap PDB
yang besar pada industry pengolahan, sector listrik dan gas, serta sector
pertambangan .
Tabel Rata
Rata Struktur PDB Usaha Kecil, Menengah, dan Besar tahun 2001 – 2004 (persen)
LAPANGAN USAHA
|
Rata Rata 2001 – 2004
|
UK
|
UM
|
UB
|
Jumlah
|
1.Pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan
|
85,89
|
9,05
|
5,06
|
100
|
2. pertambangan dan penggalian
|
7,42
|
3,09
|
89,49
|
100
|
3.industry pengolahan
|
14,95
|
12,8
|
72,25
|
100
|
4.listik air dan gas dan air bersih
|
0,54
|
7,34
|
92,12
|
100
|
5. bangunan
|
43,57
|
22,61
|
33,82
|
100
|
6. perdagangan hotel dan restoran
|
75,19
|
21,06
|
3,75
|
100
|
7.pengangkutan dan komunikasi
|
35,35
|
26,4
|
38,25
|
100
|
8.keuangan persewaan dan jasa
perusahaan
|
16,17
|
46,32
|
37,51
|
100
|
9. jasa jasa
|
35,78
|
7,22
|
57
|
100
|
PDB
|
40,65
|
15,39
|
43,96
|
100
|
Dari penejelasan diatas dapat dinyatakan bahwa UKM merupakan usaha yang
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan mengatasi masalah
pengangguran diindonesia. Sementara itu UB hanya mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi, namun aspek enyerapan tenaga kerja sangat kecil. Hasil analisis ini
senada dengan pernyataan Dhard Dan
Lydall(1961), dan Tambunan, et. Al(2002)
Dhard Dan Lydall(1961)
menyatakan bahwa UKM menjanjikan manfaat ekonomi yang lebih besar meliputi
penciptaan kesempatan kerja, sumber pendapatan masyarakat, berpihak masyarakat
pedesaan dan kota kecil, serta menambah jiwa kewirausahaan. Tambunan, et.
Al(2002) menyatakan bahwa UKM mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
sekaligus distribusi pendapatan yang merata, sesuai dengan karakteristiknya
bersifat padat tenaga kerja dengan ketrampilan sedang, berbasis Sumberdaya
Lokal, mengunakan tekhnologi tepat guna dan bersifat fleksible. Kalau saja
strategi dan pilihan pengembangan industry pengolahan skala besar bersinergi
dengan UKM, kinerja perekonomian Indonesia mungkin tidak akan terpuruk begitu
dalam ketika krisis ekonomi melanda. Tidak seperti UB, UKM tahan terhadap
gejolak krisis karena memiliki kharakteristik padat tenaga kerja, mengunakan
tekhnologi tepat guna, dan hemat devisa.
2.4
PERAN UMKM DALAM PENCIPTAAN DEVISA NEGARA
UKM juga berkontribusi
terhadap penerimaan ekspor, walaupun kontribusi UKM jauh lebih kecil jika
dibandingkan dengan kontribusi usaha besar (table 5.1). pada tahun 2005 nilai
ekspor usaha kecil mencapai 27.700 milyar dan menciptakan peranan sebesar 4,86
persen terhadap total ekspor. Padahal pada tahun 2002 nilai ekspor skala usaha
yang sama sebesar 20.496 milyar dan menciptakan peranan sebesar 5,13% terhadap
total ekspor. Artinya terjadi
peningkatan pada nilai walaupun peranan ekspor pada UK sedikit mengalami
penurun. Untuk UM, nilai ekspor UM juga meningkat dari 66,821 milyar di tahu
2002 (16,74%) naik menjadi 81.429 milyar dengan peranan yang mengalami
penurunan yang mengalami penurunan yaitu sebesar 14,30% ditahun 2005.
Berdasarkan distribusi
pendapatan ekspor menurut skala usaha (table 5.2), maka periode 2003 – 2005
sektor pengerak ekspor terbesar secara total adalah industry pengolahan, dan
penyumbang ekspor terkecil adalah sector pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan. Khusus pada UK, penymbang terbesar ekspor ekspor nonmigas adalah
sector industry pengolahan yang diikuti oleh sector pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan dan terakhir adalah sector pertambangan dan penggalian.
Sedangkan untuk UM sumbangan terbesar terhadap ekspor adalah sector industry
pengolahan.
Table 5.1 perkembangan Ekspor Non Migas Menurut
Skala Usaha Tahun 2002 – 2005
(UK)Usaha Menengah (UM)Usaha Kecil Menengah
(UKM)Usaha Besar
(UB)Total2002
2003
2004
200520,496
(5,13)
19,941
(5,21)
24,408
(5,18)
27,700
(4,86)66,821
(16.74)
57,156
(14.94)
71,140
(15.11)
81,429
(14.30)87,290
(21.87)
77,097
(20.15)
95,548
(20.30)
109,129
(19.16)311,916
(78.13)
305,437
(79.85)
375,242
(79.70)
460,460
(80.84)399,206
(100,00)
382,534
(100,00)
470,790
(100,00)
569,588
(100,00)
SUMBER :
MENEKOP DAN UMKM dan BPS,2005
Keterangan
: ( ) persentase terhadap total
Potensi dan peran UMKM ini dapat terus dioptimalkan
mengingat peran UMKM yang besar terhadap perekonomian terutama setelah krisis
melanda indonesia. Jenis UMKM yang selama ini mempunyai kontribusi penting pada
pemasukan ekspor yakni UMKM yang bergerak disektor industry manufaktur, seperti
garmen, tekstil, dan sepatu. UMKM ini sudah sejak lama memegang peranan penting
dalam kegiatan ekspor(firdausy, 2003). Lebih lanjut firdausy mengatakan
kontribusi UMKM terhadap penerimaan ekspor yang meningkat tersebut paling tidak
mempunyai 3 arti penting :
Pertama, UMKM merupakan kegiatan ekonomi yang
relative tahan banting ketimbang kegiatan usaha besar. Kedua, peran UKM dalam
peneriaan ekspor nasional cukup penting dan berpotensi untuk lebih ditingkatkan
lagi dimasa datang. Ketiga, pengembangan potensi sector UMKM ini dapat membantu
meringankan tekanan pada neraca pembayaran inernasional sebagai akibat dri
besarnya utang luar negeri.
Table 5.2 Distribusi Eskpor Barang Tanpa Migas Usaha
Kecil, menengah dan Besar Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2002 – 2005 (Persen)
Sektor Ekonomi
|
2003
|
2004
|
2005
|
UK
|
UM
|
UB
|
JML
|
UK
|
UM
|
UB
|
JML
|
UK
|
UM
|
UB
|
JML
|
1.pertanian,peternakan, kehutanan dan
perikanan
|
37.97
|
1.59
|
0.18
|
2.35
|
31.08
|
1.59
|
0.24
|
2.04
|
35.30
|
1.68
|
0.23
|
2.14
|
2.pertambangan dan penggalian
|
1.75
|
0.41
|
10.38
|
8.44
|
1.50
|
0.38
|
10.53
|
8.53
|
2.16
|
0.52
|
13.43
|
11.04
|
3. industry pengolahan
|
60.28
|
98.00
|
89.45
|
89.21
|
67.42
|
98.03
|
89.23
|
89.43
|
62.54
|
97.80
|
86.34
|
86.82
|
ekspor non migas
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
SUMBER : MENEKOP DAN UMKM dan BPS,2005
Keterangan
: ( ) persentase terhadap total
2.5 PERANAN UMKM DALAM PEMBENTUKAN INVESTASI
NASIONAL
Selain yang disebutkan
diatas, UMKM juga berperan dalam pembentukan investasi nasional. Investasi atau
pembentukan modal tetap bruto (PMTB) merupakan salah satu komponen penting
dalam pembangunan ekonomi, mengingat pengeluaran untuk investasi tidak hanya
meningkatkan permintaan agregat, tetapi juga meningkatkan penawaran agregat
melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi yang pada akhirnya mendorong
produktivitas usaha yang meningkat pula.
Pada table 6.1
menunjukkan bahwa investasi UKM mengalami peningkatan dari waktu kewaktu selama
periode 2000 – 2005. Pada tahun 2000 investasi UKM sebesar Rp 133,08 Trilyun
dan meningkat menjadi Rp 133,91 triyun ditahun 2001. Kenaikan investasi UKM
juga terjadi pada tahun 2002,2003,2004 dan tahun 2005 yang masing masing
sebesar Rp 149,87 triyun, Rp 168,36 trilyun dan Rp 217,66 trilyun dan Rp 275,27
trilyun. Akan tetapi bila dilihat peran terhadap pembentukan investasi
nasional, investasi UKM masih lebih rendah diabndingkan dengan investasi pada
usaha besar.
Tabel 6.1 perkembangan Investasi Usaha Kecil,
Menengah dan Besar Tahun 2000 – 2005 (Milyar Rp)
Skala Usaha
|
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
2004
|
2005
|
Usaha Kecil (UK)
|
51.491
|
|
|
|
|
|
(18,66)63.473
(19,60)65.014
(18,37)74.383
(18,94)95.704
(19,42)122.626
(20,45)Usaha Menengah (UM)61.585
(22,32)75.440
(23,29)84.852
(23,97)93.981
(23,93)121.955
(24,74)152.741
(25,17)Usaha Kecil dan Menengah (UKM)113.076
(40,99)138.913
(42,89)149.66
(42,34)168.364
(42,86)217.659
(44,16)275.367
(45,91)Usaha Besar (UB)162.806
(59,01)184.963
(57,11)204.101
(57,66)224.424
(57,14)275.190
(55,84)324.409
(54,09)Total162.806
(100,00)323.876
(100,00)353.967
(100,00)392.788
(100,00)492.842
(100,00)599.776
(100,00)
SUMBER
: MENEKOP DAN UMKM dan BPS,2005
Pada gambar 4-2 terlihat bahwa selama periode
2000-2005 usaha kecil masih merupakan kelompok yang paling rendah penyerapan
investasinya (19,24%) dan usaha menengah sebesar 23,95% sehingga penyerapan
investasi pada UKM mencapai 43,19%. Bila hal ini dibandingkan dengan jumlah
unit usaha yang demikian besar pada
kelompok ini maka dapat dikatakan kelompok ini bukan usaha yang besifat padat
modal.
GAMBAR 4-2
RATA RATA PENYERAPAN INVESTASI MENURUT SKALA USAHA TAHUN 2000 – 2005
Bila dilihat secara spesifik UMKM mencakup industry
kecil menengah (IKM) dan Dagang K ecil Menengah (DKM) (Deperindag, 2002). IKM
memiliki empat kharakteristik, yaitu bersifat padat tenaga kerja dengan tingkat
ketrampilan sedang , berbasis sumberdaya local (hemat devisa), mengunakan
tekhnologi tepat guna dan bersifat fleksible , hasil studi menunjukkan bahwa
IKM mempunyai peran besar dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
industry kecil memiliki kontribusi terhadap pertambahan output bruto lebih
besar daripada industry menengah dan besar.
2.6 PERANAN UKM DALAM PEMERATAAN PENDAPATAN
Peranan UKM yang tak kalah pentingnya dengan upaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja yang tinggi adalah peranan
dalam upaya mewujudkan pemerataan pendapatan. dalam rangka meningkatkan peran
UKM diIndonesia berbagai kebijakan dari aspek makroekonomi perlu diterapkan.
Dengan memberikan stimulus ekonomi yang lebih besar kepada industry ini akan
memberikan dampak yang besar dan luas terhadap pertumbuhan ekonomi, kesempatan
kerja dan distribusi pendapatan yang lebih merata diindonesia. Dengan stimulus
yang dimaskud dapat berupa memberikan dana kepada UMKM melalui investasi
pemerintah dan investasi swasta domestic maupun investasi luar negeri. Perlu
komitmen yang kuat dalam bentuk peraturan pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah untuk mengalokasikan sebagian besar dana APBD maupun
APBN untuk diinvestasikan dalam usaha dalam usaha produktif UKM. Sementara itu,
untuk menciptakan dan .mendorong berbagai pihak swasta maupun swasta asing
menginvestasikan dananya padaUKM perlu diberikan berbagai kemudahan dalam
bentuk penyediaan database, penyediaan infrastruktur, kemudahan system
administrasi birokrasi, dan kemudahan pajak. Pemanfaatan dana pinjaman luar
negeri dalam bentuk loan bagi pengembangan UMKM juga dapat dilakukan, disamping
mengerahkan bantuan(hibah) luar negeri untuk memperkuat dan meningkatkan peran
UKM
Upaya lain yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan pinjaman modal berupa kredit berbunga
rendah. Untuk pelaksanaanya melibatkan pihak perbankan, khususnya perbankan
milik pemerintah. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan aksesbilitas para
pelaku UKM terhadap modal yang selam ini relative terbatas. Diperlukan pula
ketegasaan dari pemerintah dalam bentuk peraturan perundangan ataupun peraturan
pemerintah(PP) untuk mendorong pihak perbankan melakukan tugasnya dengan sungguh
sungguh dan penuh tanggung jawab.
Penutup
Usaha Kecil dan
Menengah disingkat UKM merupakan sebuah istilah yang mengacuke jenis usaha
kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri.Menurut
Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:³Kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secaramayoritas
merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah
daripersaingan usaha yang tidak sehat.´Pertumbuhan UKM di Indonesia membawa
dampak baik bagi perkembanganekonomi. Satu hal yang patut menjadi perhatian
adalah rasio kredit bermasalah aliasnon performing loan (NPL). Selain itu, UKM
juga mampu meningkatkan jumlahpendapatan Negara. Selain bermanfaat bagi pertumbuhan
perekonomian Indonesia,tanpa disadari UKM juga telah mampu mengurangi angka
pengangguran dimasyarakat, sekaligus juga meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Pengembangan UKM di Indonesia mengalami beberapa hambatan dalamoperasionalnya.
Pengetahuan para produsen atau pemilik UKM di Indonesiamengenai teknologi masih
jauh dari cukup. Kebenyakan produsen di Indonesia masihmenggunakan peralatan
yang sifatnya masih tradisional. Sehingga biaya produksimalah menjadi lebih
tinggi dibandingkan jika paraprodusen menggunakan mesin-mesin modern. Selain
itu Indonesia juga dihadapkan pada kualiatas SDM yang masih jauh dari standar
yang ada.kendala yang banyak dialami adalah factor dana. Banyakcalon pengusaha
yang mengeluhkan mengenai keterbatasn dana.Untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut ada beberapa solusi yang dapatdilakukan, yaitu dengan memberikan
pembekalan serta penyuluhan untuk mengatasimasalah SDM, sehingga kualitas SDM
yang dapat meningkat. Sedangkan untuk mengatasi masalah kekurangan dana
pemerintah telah mengeluarkan program bagicalon pemilik UMKM yang mengalami
kesulitan dalam maslahpembiayaan.pemerintah memberikan bantuan berupa kredit
usaha rakyat (KUR) yangdisalurkan oleh beberapa Bank di Indonesia yang telah
ditunjuk oleh pemerintah.Oleh karena itu, pemerintah harus selalu memerhatikan
keadaan UMKM di Indonesia.Supaya kelangsungan perekonomian selalu terjaga,
serta mengurangi angkakemiskinan dan pengangguran yang ada.
Daftar
Pustaka
http://iamsyahputra.wordpress.com/2011/10/20/peranan-umkm-terhadap-pembangunan-ekonomi-indonesia/
http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2034751-peran-ukm-dalam-perekonomian-indonesia/
repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/18076/H08mte.pdf
http://diskop.padang.go.id/rendah-adopsi-teknologi-informasi-oleh-ukm-di-indonesia/
http://www.scribd.com/doc/35101611/PERKEMBANGAN-UKM-BAGI-PEREKONOMIAN-INDONESIA
http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah