Senin, 28 April 2014

Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga



A.   DEFINISI PERUBAHAN HARGA
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik.  Terdapat dua istilah dalam perubahan harga yang harus dipahami yaitu : (1) Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. (2) Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Laporan keuangan di masa perubahan harga berpotensi menyesatkan apabila ada pengukuran nilai aset yang tidak akurat, penyimpangan yang ditimbulkan diantaranya :
a)    Proyeksi keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan
b)   Anggaran yang menjadi dasar pengukuran
c)    Data kinerja yang gagal menahan pengaruh inlasi yang tidak terkendali.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva  yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi :
a.    Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis.
b.    Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja.
c.    Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
1.     Kenaikan dalam proporsi pajak
2.    Permintaan dividen lebih banyak dari pemgang saham
3.    Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
4.    Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena beberapa alasan :
ü  Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi sutu perusahaan
ü  Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut
ü  Laporan dari para manager mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun inflasi melambat, akutansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi signifikan
B.   JENIS-JENIS PENYESUAIAN INLASI
Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli). Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
 C.   PENDEKATAN TERHADAP AKUNTANSI INFLASI DI BEBERAPA NEGARA
1)    Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir :
a.    Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
b.    Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
c.    Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
d.    Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi.
e.    Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
f.    Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
g.    Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
h.    Dividen per saham biasa.
i.     Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
j.     Tingkat Indeks HArga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
Untuk meningkatkan daya banding data tersebut, informasi dapat disajikan :
1.     Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun).
2.    Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.

2)    Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
a)    Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun   pelengkap biaya historis.
b)   Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
c)    Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan    informasi biaya historis yang memadai.
SSAP mengharuskan dua angka yang mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu :
1.     Penyesuaian modal kerja moneter mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
2.    Mekanisme penyesuaian memungkinkan pengaruh perubahan harga spesfik terhadap   aktiva nonmoneter perusahaan.
3)    Brasil
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsional.
D.   ISU-ISU MENGENAI INFLASI
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi, perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi, akuntansi inflasi luar negeri, dan menghindari fenomena kejatuhan ganda.
E.   KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INFLASI
Keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang) di Amerika, ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Pendekatan di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.
F.   KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KEPEMILIKAN
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian yaitu : Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya. 
G.   AKUNTANSI UNTUK INFLASI DI LUAR NEGERI
Para investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan deviden, karena nilai investasi mereka sangat tergantung pada deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang dan jasa.
Jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang dapat dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang dilakukan dewasa ini.

Sumber :
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005.
http://endangkusumawati.blogspot.com/2013/06/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar