Haiii semuanya,, kali ini saya akan
menulis mengenai apa itu ETIKA???,, pertama-tama
saya akan membahas pengertian etika. Kata
etika, seringkali disebut pula
dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris), mengandung
banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal
kata), istilah etika berasal
dari kata Latin “Ethicos” yang
berarti kebiasaan. Dengan demikian etika merupakan kebiasaan
manusia atau tingkah laku manusia
yang dapat di nilai baik ataupun tidak dalam kehidupan pada umumnya. Sedangkan, menurut
Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau
profesi”.
Dari beberapa uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa etika
merupakan pedoman sikap/perilaku
manusia yang dilakukan dalam kehidupan baik dilakukan secara baik ataupun tidak.
1. Teori etika
a.
Egoisme
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme,
yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu
teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan
berkutat diri. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan
diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis)
dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya
terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan
atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri
tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
b.
Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian
menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens,
2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa
manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang
sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Perbedaan
paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang
memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan
individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang
banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).
c.
Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang
berarti kewajiban. Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu
tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat
dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi
pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan.
d.
Teori Hak
Suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan
tersebut sesuai dengan HAM. Menurut Bentens (200), teori hak merupakan suatu
aspek dari deontologi (teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan
dengan kewajiban. Teori hak sebenarnya didasarkan atas asumsi bahwa manusia
mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang sama. Hak asasi
manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu :
·
Hak hukum (legal right), adalah hak yang didasarkan
atas sistem/yurisdiksi hukum suatu negara, di mana sumber hukum tertinggi suatu
Negara adalah Undang-Undang Dasar negara
yang bersangkutan.
·
Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right),
dihubungkan dengan pribadi manusia secara individu, atau dalam beberapa kasus
dihubungkan dengan kelompok bukan dengan masyarakat.
·
Hak kontraktual (contractual right), mengikat individu-individu yang membuat
kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing
kontrak.
e.
Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku baik secara moral. Seseorang
yang memiliki keutamaan seperti kebijaksanaan, keadilan, kerendahan hati, suka
bekerja keras akan membuat seseorang menjadi lebih baik dalam kehidupan. Oleh karena
itu, seseorang harus memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut
keutamaan (virtuous life).
f.
Teori Etika Teonom
Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat risten, yang mengatakan bahwa
karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya
dengan kehendak Tuhan. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan
dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak
mengikuti aturan/perintah Tuhan sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat
diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan
teori etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan tertinggi
yang harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban
mutlak.
2. Fungsi
Etika
a.
Sarana untuk memperoleh
orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
b.
Etika ingin
menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi
secara rasional dan kritis.
c.
Orientasi etis ini diperlukan
dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme
3. Jenis
Etika
a.
Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau
berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Etika termasuk dalam filsafat, karena
itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur
etika maka kita harus bertanya mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan
dijelaskan dua sifat etika :
1.
Non-empiris.
Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu
yang didasarkan pada fakta atau yang konkret. Namun filsafat tidaklah demikian,
filsafat berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah menanyakan apa di
balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan etika tidak hanya berhenti
pada apa yang konkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang
apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2.
Praktis
Etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan
dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Etika tidak bersifat
teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok
seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat
teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya.
b. Etika teologis
Etika teologis
adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan
ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai :
- Perbuatan-perbuatan
yang mewujudkan kehendak Tuhan atau sesuai dengan kehendak Tuhan
- Perbuatan-perbuatan
sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan
- Perbuatan-perbuatan
sebagai penyerahan diri kepada Tuhan
Oleh karena itu, orang beragama mempunyai keyakinan
bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa agama atau tanpa menjalankan
ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Sanksi
Etika
a.
Sanksi sosial, skala relative kecil, dipahami sebagai
kesalahan yang dapat “dimaafkan”. Contohnya, kita mendapat teguran karena
membuang sampah sembarangan, mendapat nilai yang tidak baik, berpakaian yang
tidak rapi, dll.
b.
Sanksi hukum, skala besar, merugikan hak pihak lain.
Hukum pidana menempati prioritas utama dan diikuti hukum perdata. Contohnya,
hukuman penjara dan denda uang yang dijatuhkan untuk perampok, pemerkosa,
koruptor, hukuman mati dijatuhkan kepada terorisme, dll.
Sumber :
http://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/
http://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/12/10/teori-teori-etika/
http://w4rjono.wordpress.com/2013/10/31/sanksi-dan-jenis-pelanggaran-etika-profesi-akuntansi/